Benarkah Bangsa ini sebagai Bangsa Bahari?

BENARKAH BANGSA INI TELAH INGKAR DARI KODRATNYA SEBAGAI BANGSA BAHARI?

Jumat, 27 Februari 2009

Vista Back:- ( Vista, XP, Mac, 3D, Computer, Digital Screen, LCD Widescreen Images, Monitors Desktop, Windows Background )

Vista Back:- ( Vista, XP, Mac, 3D, Computer, Digital Screen, LCD Widescreen Images, Monitors Desktop, Windows Background )

Rabu, 24 Desember 2008


TENTANG KELAUTAN


1. Kebutuhan hakiki manusia adalah makan dan aman. Sama halnya kebutuhan dasar suatu bangsa adalah kesejahteraan dan keamanan. Cara mendapatkan kedua hal tersebut disandarkan pada kondisi geografi/ tempat tinggal dari bangsa tersebut. Kebiasaan kebiasaan untuk mendapatkan kedua hal itu kemudian melahirkan kultur dan budaya khas bangsa tersebut.


2. Tuhan telah menentukan bahwa bangsa Indonesia harus hidup dan tinggal di wilayah nusantara yang terdiri atas beribu-beribu pulau dengan bentangan laut yang luas,sehingga budaya dan cara hidup kita haruslah sebagai bangsa bahari. Namun kenyataanya cara hidup kita masih ini masih meniru bangsa kontinental, artinya bangsa Indonesia kini sedang dan telah mengingkari kodratnya.


3. Bung Karno pernah mengatakan bahwa maka "apabila suatu bangsa telah kehilangan jati dirinya, a bangsa tersebut tidak akan mampu bertahan untuk hidup dan perlahan akn punah". Untuk itulah maka bangsa Indonesia harus kemball kepada jati diri yang sebenarnya yaitu sebagai bangsa bahari agar dapat bertahan hidup sepanjang masa.


4. Kita harus mencontoh bangsa jepang, yaitu bila anak-anak baru masuk sekolah bukan di suruh membaca atau menulis tapi pertama kali di suruh berenang sampai bisa. Selanjutnya di bawa kepinggiran laut untuk melihat laut dan nelayan, kemudian di beritahukan bahwa wilayah jepang terdiri atas pulau dan laut, sehingga harus pandai berenang untuk keselamatan diri atau cari makan. Kemudian di ajak kesawah untuk melihat petani bekerja. Inilah pendidikan yang sangat mendasar untuk membangun karakter dan jati diri sebagai bangsa bahari.


5. Kita teringat semasa masih sekolah TK dan awal SD belajar menggambar gunung, sawah dan matahari, kemudian membaca tentang si Didi anak pandai yang sangat rajin mencakul di sawah, tanpa ada sedikitpun menyinggung tentang laut. Padahal sebenarnya inilah pendikan yang sangat mendasar yang membuat kita menjadi bangsa daratan.


6. Bila didepan kita ada sebuah peta dunia, kemudian kita bayangkan dan bertanya adakah negara yang besar dan kuat didunia yang tidak memiliki visi kelautan ? Rasanya tidak akan pernah kita temukan, termasuk negara daratan seperti Jerman, Rusia, Cina India sekalipun. Ada contoh menarik yaitu beberapa negara Asia yang pendapat Negara yang bukan pajakmemiliki kontribusi dari sektor kelautan cukup besar, yaitu korea selatan 37% cina 48,8% jepang 54%, sedangkan Indonesia negara kepulauan terbesar di dunia hanya 18,8%. Artinya pasti ada yang salah di Republik yang kita cintai ini.


7. Tuhan telah menciptakan dan mentakdir buaya untuk hidup dan makan di darat dan di air. Namun bila buaya tersebut hanya hidup dan cari makan di darat, artinya buaya tersebut telah ingkar akan kodratnya dan telah berubah menjadi biawak. Sehingga kulitnya telah menjadi tipis dan tidak akan tahan terhadap air dan lumpur, serta yang jelas wilayah kekuasaannya sangat terbatas hanya di darat saja. Saya sangat khawatir hal ini terjadi pada bangsa Indonesia sampai saat ini belum bisa menjadi bangsa yang besar dan makmur, karena kesadaran kita belum ada untuk harus kembali kelaut.


8. Coba bayangkan bila banga Belanda dulu tidak memiliki visi bahari,mereka mungkin tidak akan mampu datang untuk menjajah bangsa Indonesia selama 350 tahun. Bahkan mungkin bangsa tersebut sudah punah, karena dari hasi menjajah itulah di gunakan untuk dapat menghidupi bangsanya sehingga bisa survive sampai sekarang.


9. Seperti pula yang di sampaikan oleh Pramudya Anata Toer bahwa runtuhnya kerajaan-kerajaan di nusantara karena singgasana rajanya berpaling dari laut. Untuk itulah kita harus memiliki para pemimpin bahkan pemimpin nasional yang memiliki visi kelautan, hingga akan melahirkan kebijakan maupun keputusan dalam wujud setrategi pembangunan nasional, yang tidak hanya mengeksploitasikan potensi daratan tetapi juga mengelola potensi laut untuk mensejahterakan bangsa.


10. Laut mempunyai potensi yang luar biasa bagi kehidupan manusia. Laut memiliki potensi yang terbarukan atau Renewable , yang artinya tidak akan pernah habis. Laut tidak perlu di bajak, di beri pupuk atau di beri obat anti hama serta kapnpun dapat di panen. Laut merupakan warisan kepada anak , cucu, cicit, canggah, gantungsiwur dstnya, asalkan kita tidak tamak dan tidak merusak dalam memamfaatkanya. Masalah hanya mau atau tidak.


11. Pernah pada sebuahkesempatan seorang pejabat senior TNI mengatakan bahwa kita harus mencontoh Vietnam dan Irak dalam melawan Amerika. Saya sangat setuju , namun apanya yang kita tiru? kalau semangat dan spiritnya saya sangat setuju. Tapi caranya saya sangat tidak setuju karena rumah atau wilayah tempat tinggal bangsa Vietnam dan Irak sangat berbeda dengan bangsa Indonesia.


12. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia maka Indonesia haruslah punya Angkatan Laut yang besar dan kuat. Memang di perlukan dana yang besar, namun jaminan keamanan yang di berikan oleh Angkatan Laut dalam rangka kesinambungan pembangunan nasional akan dapat menghasilkan nilai yang berlipat-lipat ganda. Disisi lain sebagai upaya penangkalan sekaligus untuk menghadapi siapa saja yang coba-coba melecehkan bangsa Indonesia.


13. Semboyan Jalesveva Jaya Mahe, Justru di laut kita jaya, saya merenung dan kemudian muncul pertanyaan , mengapa harus menggunakan kata Justru? saya yakin betul bahwa pendahulu kita bila berkata bukan dengan mulutnya atau menuilis juga bukan dengan tangannya, tetapi dengan hatinya kata JUSTRU dicantumkan mengandung makna menunjuk, mengarahkan dan mengajak. Artinya semboyan tersebut bukanlah hanya semata untuk Angkatan Laut, namun lebih di tujukan kepada seluruh bangsa Indonesia.


14. Kita sering dengar ungkapan, bahwa kebenaran pasti akan menang. Itu benar sekali, tapi kapan datangnya? Kebenaran tidak akan datang begitu saja atau turun dari langit. Karena kebenaran itu harus diperjuangkan untuk menjadi benar. Saya sependapat dengan ungkapan Pramundya Ananta Toer tersebut. Artinya tidak cukup kebenaran hanya sebatas ide atau di ungkapankan di mulut, tetapi harus ada keberanian kita untuk berjuang agar kebenaran yang kita yakini tersebut menjadi sesuatu yang benar. (**n.s.mar)